Senin, 26 Agustus 2013

BEDOG ART FESTIVAL


Perhelatan Bedog Art Festival kembali digelar di Studio Banjarmili, Kradenan, Banyuraden, Gamping pada 23-24 Agustus 2013. Event yang sudah ke lima kalinya ini menyuguhkan aneka tari kontemporer dan tradisional.

Perhelatan ini mengusung tema Ekspresi dan Pembentukan Karakter Pemuda. Sesuai tema, penyelenggara mencoba lebih mendekat pada alam terutama ekosistem sungai Bedog.

"Perhelatan kemarin kami hanya ngomong-ngomong saja enggak action-action. Tapi pada perhelatan kali ini kami sudah menemukan formula yang pas bagaimana menjaga kelestarian sungai Bedog, yakni dengan melakukan penanaman Aren," kata Miroto, Direktur Bedog Art Festival seusai membuka kegiatan, Selasa (20/8/2013).

Menurut dia Bedog Art Fesival tidak hanya sekedar pertunjukkan hiburan bagi masyarakat. Namun juga harus bertujuan sebagai media untuk mendekatkan masyarakat kepada sungai. Terlebih perhatian masyarakat Indonesia terhadap sungai masih sangat minim.

Sebagai contoh, Miroto menuturkan, di negara Eropa, sungai selalu diusahakan berada di depan bangunan. Namun hal berbeda justru terjadi di Indonesia. Sungai selalu diletakkan dibelakang bangunan.

"Pola pikirnya yang terbentuk adalah sungai itu dianggap sebagai untuk tempat pembungan sampah," ucapnya.

Bedog Art Festival akan menampilkan 16 peserta. Hadir dalam perhelatan itu seniman dari Jepang, China, Irlandia, Amerika, dan Taiwan. Dari dalam negeri meliputi dari Jogja, Riau, Kalimantan, Pacitan, dan Muntilan. Para peserta itu akan tampil dalam dua sesi yakni pada Jumat dan Sabtu (23-24/8/2013) dengan mementaskan tarian mereka masing-masing.

Peserta akan tampil di tengah sungai bedog disertai dengan gemercik bunyi air sungai bedog. Selain itu 1.000 lebih lampu minyak tanah juga telah dipersiapkan panitia untuk menerangi peserta saat mereka tampil nanti.

"Masing-masing penampil akan tampil sekitar 10-15 menit. Peserta ada yang memperlihatkan tari kontemporer juga akan memainkan tari tradisi," ucap Miroto.

Puncak Bedog Art Festival akan ditutup dengan pementasan wayang kulit oleh dalang Ki Benyek Catur Kuncoro dengan lakon Dewa Ruci. Pementasan ini, imbuh Miroto akan menarik karena pada saat goro-goro, sang dalang akan melakukan teleconference untuk saling beradu dengan dalang mancanegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar