Jumat, 14 April 2017

Kode Pos Di Sleman Yogyakarta Lengkap

1. Kecamatan Berbah
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Berbah di Kota/Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta (DIY / Daerah Istimewa Yogyakarta / Jogjakarta) :
- Kelurahan/Desa Jogo Tirto (Kodepos : 55573)
- Kelurahan/Desa Kali Tirto (Kodepos : 55573)
- Kelurahan/Desa Sendang Tirto (Kodepos : 55573)
- Kelurahan/Desa Tegal Tirto (Kodepos : 55573)

2. Kecamatan Cangkringan
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Cangkringan di Kota/Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta (DIY / Daerah Istimewa Yogyakarta / Jogjakarta) :
- Kelurahan/Desa Argo Mulyo (Kodepos : 55583)
- Kelurahan/Desa Glagah Harjo (Kodepos : 55583)
- Kelurahan/Desa Kepuh Harjo (Kodepos : 55583)
- Kelurahan/Desa Umbul Harjo (Kodepos : 55583)
- Kelurahan/Desa Wukir Sari (Kodepos : 55583)

3. Kecamatan Depok
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Depok di Kota/Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta (DIY / Daerah Istimewa Yogyakarta / Jogjakarta) :
- Kelurahan/Desa Catur Tunggal (Kodepos : 55281)
- Kelurahan/Desa Maguwoharjo (Kodepos : 55282)
- Kelurahan/Desa Condong Catur (Kodepos : 55283)

4. Kecamatan Gamping
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Gamping di Kota/Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta (DIY / Daerah Istimewa Yogyakarta / Jogjakarta) :
- Kelurahan/Desa Trihanggo (Kodepos : 55291)
- Kelurahan/Desa Banyuraden (Kodepos : 55293)
- Kelurahan/Desa Ambarketawang (Kodepos : 55294)
- Kelurahan/Desa Balecatur (Kodepos : 55295)
- Kelurahan/Desa Nogotirto (Kodepos : 55592)

Sabtu, 08 April 2017

Disertasi B.J. Habibie



Hampir 50 tahun silam, seorang pemuda dari Pare-Pare, Sulawesi Selatan, mempertahankan sebuah disertasi doktoral (S3) di RWTH Aachen, sebuah perguruan tinggi teknik terkemuka di Jerman Barat. Hari ini, hampir semua orang Indonesia mengenal nama pemuda ini. Prof. Dr.-Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau akrab disebut Pak Habibie, atau Habibie saja.

Karirnya meroket sejak kepulangannya ke tanah air pada 1974. Pada 1976, beliau diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi, dan menjadi presiden RI menggantikan Suharto pada 1998. Sejak akhir 70an, di bawah arahannya, Indonesia memulai program-program sains dan teknologi secara sistematis. Keahliannya mendesain pesawat terbang yang diperoleh dari pengalamannya bekerja di pabrik pesawat Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) mendorongnya untuk mendirikan PT. Nurtanio, yang bertransformasi menjadi PT IPTN dan kini PT Dirgantara Indonesia. Tidak hanya itu, berbagai industri strategis yang jamak dimiliki negara Barat (maju) dibangun di Indonesia. Pusat-pusat riset dibuka di mana-mana. "Penguasaan teknologi" adalah terminologi kunci. Bahkan bagi negara yang agraris, dengan masyarakat yang kata majalah National Geographic memijakkan kedua kakinya di dua dunia yang terpisah secara diametral. Kaki kanan di dunia modern, kaki kiri di dunia tradisional. Istilahnya singkat: Two worlds. Time apart. Oleh sebab itu, meskipun ramai yang mendukungnya (terutama Presiden Suharto sendiri ketika itu), ramai pula yang mengkritiknya (karena lompatan teknologi yang terlalu tiba-tiba).

Tapi semua itu tidak lahir secara tiba-tiba. Habibie adalah satu dari belasan atau puluhan pemuda yang dikirim Sukarno ke Eropa untuk mempelajari teknologi. Ada tiga gelombang: Gelombang I ke Belanda (1951-1954); Gelombang II ke Jerman Barat (1954-1958); Gelombang III ke Cekoslowakia dan Uni Soviet (1958-1962). Habibie masuk Gelombang ke II. Sebagian besar pemuda itu lulus dan kembali ke tanah air. Sebagian lainnya tidak dapat pulang karena alasan politik, sehingga menetap di negara tempatnya belajar (misalnya Uni Soviet).

Sabtu, 01 April 2017

Begini Kisah di Balik Upacara Bekakak Yogyakarta


Ketakutan masyarakat Indonesia terhadap kekuatan alam sekaligus kecintaan pada budaya spiritual, diakui atau tidak, ikut menumbuh suburkan berbagai tradisi yang tetap terpelihara hingga kini. Upacara adat menjadi salah satu buktinya.
Diantara sekian banyak upacara adat yang digelar di pelosok negeri, ada Saparan Bekakak yang menarik untuk diikuti. Rutin dihelat tiap tahun oleh masyarakat Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta, tradisi ini merupakan wujud persembahan sebagai bentuk tolak bala.
Disebut Saparan karena upacara ini diselenggarakan pada bulan Sapar (Syafar), bulan kedua dalam kalender Hijaiyah. Sedangkan, Bekakak sendiri berarti korban penyembelihan yang berwujud hewan atau manusia.
Namun, manusia yang dimaksud dalam upacara ini adalah tiruan yang berwujud sepasang boneka pengantin dengan posisi duduk bersila, terbuat dari ketan berisi cairan sirup gula merah.