Rabu, 27 Februari 2008

DIRECT COOLING

Pendinginan dengan evaporative cooling mempunyai sejarah yang panjang, jauh lebih tua dari pendinginan dengan menggunakan refrigeran buatan www.wescorhvac.com/index.htm. Mekanisme terjadinya evaporative cooling diperlihatkan seperti pada gambar 1. Air sebagai refrigeran diteteskan ke dalam kotak. Dari arah kiri, dihembuskan udara sehingga terjadi penguapan (evaporasi) air yang ada di box. Akibat penguapan air, terjadi penyerapan kalor dari udara yang dihembuskan, sedemikian sehingga diperoleh udara keluaran yang lebih dingin. Pada direct evaporative cooling, udara yang dihembuskan langsung berhubungan dengan udara luar, sebaliknya pada indirect evaporative cooling, udara luar dilewatkan heat exchanger, selanjutnya heat exchanger menyalurkan panas pada sistem. Mekanisme terjadinya evaporative cooling adalah karena lepasnya molekul air dari ikatannya. Terlepasnya molekul air tersebut dipicu dengan semakin sedikitnya jumlah molekul air di udara pada saat tekanan parsial uap air di udara belum memcapai kejenuhan. Dengan demikian, evaporative cooling ini akan berfungsi baik bila tekanan uap air di udara rendah, dan terhenti bila tekanan uap air sudah mencapai kejenuhan karena terjadinya kesetimbangan.

Jumat, 22 Februari 2008

MENGAPA 1080 PIXEL????

Pada saat kita menyebut kalimat “high definition TV” mungkin sedikit banyak orang yang memahami bahwa image yang ditampilkan melalui layer sebuah monitor televisi terdiri dari 1080 pixel vertical dari 1920 pixel horizontal dan hal ini berarti bahwa pada layer televisi kita terdapat lebih dari 2 milliar pixel (1080 x 1920 = 2.073.600 pixel-pixel), bukankan hal ini sesuatu yang luar biasa?


Lebih lanjut kita cermati bahwa 1080 pixel berasal dari 2 bentuk yaitu interlaced scan dan progressive scan. Interlaced scan umumnya dapat kita temukan pada layer monitor CRT TV dimana sebuah gambar yang dihasilkan dalam sebuah layar terbentuk dengan adanya proses scanning dalam dua langkah process scanning. Langkah pertama dari interlaced scan diawali dengan membentuk tampilan kosong antara garis-garis yang kemudian akan terisi pada langkah kedua. Dimana untuk setiap langkah ini menghabiskan 1/50th (1/60th) dalam 1 detik, dan seringkali diantara kedua langkah tersebut terutama untuk tampilan 1080i pada dasarnya membutuhkan 1/25th (1/20th) dalam satu detik untuk menghasilkan gambar secara sempurna. Hal ini terjadi karena pada dasarnya penglihatan manusia bekerja dengan menyimpan gambar untuk suatu periode waktu tertentu dalam retina mata. Proses interlaced scan melakukan dua kali proses scan yang terpisah dari sebuah gambar yang muncul sebagai sebuah frame. Untuk video 1080i memperlihatkan bahwa terdapat dua field dari 540 garis yang kemudian menghasilkan sebuah gambar video.

Senin, 18 Februari 2008

Terobosan Teknologi TV Samsung

JAKARTA, SRIPO — Dengan teknologi Digital Natural Image engine, DNIe3 TM, Samsung membuat terobosan baru dalam penampilan gambar pada produk televisi Digital Light Processing (DLP). 


Dengan teknologi inovatif ini akan dapat menampilkan gambar dengan resolusi tinggi yang lebih jelas dengan cara memperbaiki gambar, tampilan gambar pada layar televisi akan semakin tampak hidup bagaikan sebuah gambar lukisan saja layaknya.


Bahkan menurut Direktur penjualan PT Samsung Electronics Indonesia (SEI), Christian Sudibyo, Kamis (8/7) produk televisi yang mempergunakan teknologi ini dapat menampilkan gambar yang sangat tajam, karena adanya six times density Enhancer, yang mampu menghidupkan warna alami dengan sempurna. Sedangkan image optimizer, juga melengkapi empat fungsi dari teknologi DNIe.Jr (Digital Natural Image engine Junior) yang terlebih dahulu diluncurkan.

Jumat, 15 Februari 2008

Menuju HDTV

Jika dipaksakan, tayangan televisi konvensional pada layar lebar akan menimbulkan dampak yang mengurangi kenyamanan pemirsanya. Jika disetel sama dengan format aslinya, layar lebar (16:9) akan memberikan gambar yang lebih kecil dibandingkan dengan layar 4:3 pada ukuran televisi yang sama dan, bila dipaksa memenuhi seluruh permukaan layar, tayangan akan tampak gepeng.

Format layar lebar pertama kali sukses diperkenalkan tahun 1953 dalam film The Robe dengan format CinemaScope. Format CinemaScope ini merupakan salah satu format layar lebar yang lebih lebar dari format 16:9 sehingga jika ditampilkan pada layar 16:9 masih akan tampak memotong bagian atas dan bawah secara horizontal.