Tim kayak MAPAGAMA (Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada) telah menuntaskan ekspedisi pengarungan Sungai Sun Koshi setelah melakukan pengarungan selama sembilan hari (7 – 16 Mei) di Nepal. Pengarungan yang dilakukan oleh sembilan anggota, terdiri dari enam pengarung kayak dan tiga orang pendukung. Mereka menempuh perjalanan sekitar 282 kilometer. Kegiatan ini menjadi acara puncak ekspedisi yang dipersembahkan sebagai hadiah atas ulang tahun 40 tahun MAPAGAMA Yogyakarta.
Dalam satu hari, mereka melakukan pengarungan rata-rata yang menempuh jarak 30 kilometer (mulai dari pukul 09.00 - 15.00 waktu setempat). Selama pengarungan itu, tim melewati 20-30 jeram per hari. Sun Koshi menyajikan petualangan yang memacu adrenalin melalui beragam jenis jeram, mulai dari flat water hingga jeram terbesar sepanjang satu kilometer.
Berbeda dengan kebanyakan sungai di Indonesia, jeram di Sun Koshi jarang dijumpai batu-batuan besar yang berada di tengah badan sungai. Sun Koshi ini memiliki penampang yang lebar, jeram terbentuk karena debit sungai yang besar dan gradientsungai yang cukup tinggi. Di beberapa titik, jeram terbentuk sepanjang 500 meter hingga 1 kilometer tanpa jeda.
Total tim pengarungan sendiri ada 15 orang, sembilan dari MAPAGAMA dan sisanya adalah kayakers dan pengarung jeram lokal Nepal. Tim pengarungan terbagi dalam sembilan buah kayak (Mul Hendra, Aryati Larasati, Wahyudin, Yudha Wahyu P, Zul Fahmi M K, Muhammad Fadil Ramadhan) dan sebuah perahu karet berisi lima orang (tiga tim pendukung: Dwi Oblo sebagai fotografer, Heribertus Suciadi sebagai videografer dan Kurnia Fahmy sebagai official, serta dua orang dari pengarung jeram lokal Nepal) dan sebuah kataraft pengangkut logisitik. Untuk ekspedisi yang di lakukan kali ini, berat total logistik yang di perlukan selama pengarungan seberat lebih kurang 300 kilogram. Logistik tersebut terdiri dari makanan dan minuman, tenda untuk bermalam, perlengakapan komunikasi, perlengakapan dokumentasi, perlengkapan medis serta perlengkapan pendukung lainnya.
Sungai sun koshi menjadi salah satu sungai dengan jalur pengarungan terpanjang di Nepal. tantangan yang di hadapi tidak hanya dari sisi teknis pengarungannya saja, melainkan ada beberapa hal-hal non teknis yang menjadi tantangan lain dalam pelaksanaan ekspedisi kali ini. Selama empat hari tim kayak MAPAGAMA berada di tengah pedalaman Nepal tanpa akses komunikasi dan transportasi yang memadahi. Ketika terjadi kecelakaan misalnya, maka proses evakuasi akan sangat sulit di lakukan.
Sedangkan dari segi teknis, ketahanan fisik dalam mendayung sepanjang 30 kilometer perhari menjadi “menu wajib harian” atlet kayak MAPAGAMA. Jeram yang di jumpai merupakan jeram yang membutuhkan teknik yang cukup untuk melewatinya, untuk mempercepat rescue ketika terjadi kecelakaan, tim kayak melewati jeram secara bergiliran. Ketahanan tubuh semakin di uji ketika mendayung pada flat water dan disertai angin yang bertiup kencang dari hulu. Salah seorang atlet, Aryati larasati menjelaskan tidak mudah untuk mendayung melawan arus angin, ketika dayung sudah terkayuh ternyata kayak tidak juga beranjak dari awalnya, ini sangat menguras tenaga tambahnya.
Sun Koshi merupakan sungai yang menjadi hilir untuk enam sungai besar lain yang berada di tenggara Nepal. Titik akhir pengarungan yang berada di kawasan Koshi Tapu Wildlife Reserved yang hanya berjarak dua jam perjalanan dari menuju perbatasan Nepal dan India.
#sumber national geographic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar